Kamis, 14 Juli 2022

 Apa Itu Kurikulum?

    Kurikulum memiliki kaitan yang sangat erat dengan pembelajaran dan sangat penting kita sebagai pendidik memahami peran dan fungsi kurikulum dalam pembelajaran. Kurikulum itu komplek dan multi dimensi. Kurikulum dapat dimaknai sebagai titik awal sampai titik akhir dari pengalaman belajar murid. Kurikulim juga diibaratkan sebagai jantungnya pendidikan. 

Ralph Tyler dalam bukunya mengungkapkan setidaknya ada 4 komponen dalam kurikulum antara lain:

  •  Tujuan
  • Konten
  • Metode/cara dan 
  • Evaluasi 
 Beberapa negara mengklasifikasikan komponen kurikulum menjadi tiga bagian yaitu:
  • Tujuan pembelajaran/konten 
  • Panduan pedagogi 
  • Panduan asesmen  
Maka fungsi kurikulum bagi guru adalah untuk memandu dalam proses belajar murid. Peran dan fungsi kurikulum dapat kita optimalisasi dalam kerangka : 
  • Mewariskan nilai dan budaya masyarakat yang relevan dengan masa kini. 
  • Mengembangkan sesuatu yang dibutuhkan saat ini dan masa depan 
  • Menilai dan memilih sesuatu yang relevan dan kontekstual sebagai kontrol sosial

    Proses pembelajaran tersebut Pelajaran tersebut salah satunya dapat menggunakan siklus pembelajaran inkuiri yang menekankan pada rasa ingin tahu sebagai dorongan kuat pada murid. Siklus pembelajaran inkuiri itu menyalakan rasa ingin tahu perlu dilakukan agar membuat imajinasi mereka berjalan dan bekerja dalam pikiran, mengumpulkan data fakta dan bukti dari eksplorasi apa yang telah ketahui tentang menemukan informasi baru dengan beragam keterampilan dan mereka yang, memilih mengorganisasi menganalisa menerjemahkan dan mengomunikasikan apa yang mereka pelajari dengan fokus pada peningkatan keterampilan berpikir, membuat koneksi mencoba menghubungkan dengan topik lain yang terkait dengan konteks diri murid dan lingkungan, menyelami dalam mendorong murid mengambil makna atau esensi dari kegiatan belajarnya melalui penyelidikan juga murid mendalami atau mengalami rasa ingin tahu lebih jauh dari pertanyaan pertanyaan yang belum terjawab dalam diri mereka, aksi atau tindakan merefleksikan apa yang telah mempelajari dan membuat aksi nyata dari pembelajaran bermakna yang didapatkannya. Aksi ini muncul karena inovasi internal dari dalam diri dan yang juga tidak kalah penting transformasi pembelajaran murid berfokus pada pengembangan karakter berdasarkan nilai-nilai Pancasila untuk mewujudkan proses belajar Pancasila Melalui pembelajaran berbasis Projek. Dengan demikian diharapkan murid dapat memberikan dampak positif bagi dirinya sendiri dan lingkungannya.

    Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sesuai dengan zamannya kurikulum bersifat dinamis dan terus dikembangkan atau diadaptasi sesuai konteks dan karakteristik murid demi membangun kompetensi sesuai kebutuhan mereka kini dan masa depan. Pentingnya perubahan kurikulum untuk menyesuaikan dengan kebutuhan murid dan perkembangan zaman saat ini berbagai isu baru menunjang satuan pendidikan menyiapkan kurikulum yang membantu murid untuk menghadapi dunia yang penuh dengan tantangan. Kodrat murid-murid kita pembelajaran termasuk kurikulum yang kita selenggarakan juga harus terus menyesuaikan dengan kebutuhan mereka. Sebagai guru juga kita harus belajar terus untuk mengikuti dan memahami peran kehidupan murid kita yang tergolong generasi z dan Alfa berbagai penelitian menyampaikan bahwa mereka sulit dipisahkan dengan media sosial keadaan ini bisa dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran misalnya dengan meminta murid membuat dan mengumpulkan tugas melalui aplikasi digital. Rancang kurikulum kita harus menempatkan kebutuhan untuk pendapat pengalaman hasil belajar serta kepentingan murid sebagai perwujudan. Kurikulum dirancang sesuai dengan karakteristik dari lingkungan sekolah untuk murid agar dapat mewujudkan seluruh kompetensi yang diharapkan. Semua pihak harus berkolaborasi maksimal misalnya guru terus belajar memfasilitasi pembelajaran yang sesuai, orang tua terus memahami perkembangan dan kebutuhan, begitu juga dengan pemerintah daerah dan pusat serta semua yang bergerak di bidang pendidikan juga harus terus mengikuti perkembangan kebutuhan.

Minggu, 11 April 2021

Koneksi Antarmateri Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

 

Koneksi Antarmateri Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Kadek Yuliantari – CGP Angkatan 1 – SD Sathya Sai



                                                  https://youtu.be/QlWZzUQjscA

Sekolah adalah institusi yang dirancang untuk mengajarkan norma-norma sosial. Dimana para pemimpin di sekolah akan menghadapi situasi pengambilan keputusanyang banyak mengandung  dilemma secara etika dan berkonflik antara nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar.

Sekolah Memiliki peran memajukan sumber daya manusia yang ada, didalamnya terdapat proses belajar mengajar dan guru juga memiliki peran sebagai pemimpin pembelajaran. Pembelajaran pembelajaran yang selalu memberi teladan menumbuhkan  kemauan  dan dan selalu mendorong untuk maju merupakan cara untuk membentuk murid menjadi bahagia berintegritas dan berkarakter.  pemecahan masalah dari beragam latar belakang situasi dan kondisi yang harus menghadirkan keputusan yang tepat berdasarkan nilai-nilai kebajikan

Pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh dalam mengambil keputusan bagi seorang guru sebagaia pemimpin pembelajaran. Filosofi Pratap Triloka Ki Hajar Dewantara yaitu:

1.      Ingarso Sung tulodo (di depan memberi teladan)

Depan dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran hendaknya kita mengutamakan keteladanan  yang memiliki nilai kebaikan dan lebih menganalisa setiap permasalahan terlebih dahulu  karena seorang guru harus menjadi contoh yang baik atau teladan bagi orang lain dalam   mengambil keputusan yang bijaksana

2.      Ing  Madyo Mangun Karso (di tegah  memberi semangat)

Dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin maka harus haruslah membangun dan memberi Semangat bagi peserta didik  sehingga  keputusan  yang diambil  mengutamakan kepentingan bersama

3.      Tut Wuri  Handayani  (di belakang memberi dorongan)

 Dalam pengambilan keputusan  seorang guru harus memberikan mendorongan  semangat terbaik dukung   fisik dan dukungan dari  keputusan yang diambil berdasarkan paradigma prinsip dan langkah-langkah pengambilan keputusan 

Nilai-nilai yang tertanam dalam prinsip pengambilan sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dimana seorang guru harus memiliki sebuah idalisme  yang tinggi untuk propesinya dan idialisme seorang guru ini harus memiliki  nilai-nilai dalam diri karena nilai dalam diri seorang guru sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan yang akan kita ambil. Ketika seorang guru memiliki nilai-nilai karakter dalam diri  maka seorang guru dalam pengambilan keputusannya akan dipertanggung jawabkan secara penuh oleh seorang guru

Keputusan yang diambil di seorang guru akan merefleksikan nilai-nilai yang di junjung tinggi  dan akan menjadi teladan bagi seluruh warga sekolah. Penting bagi peserta didik untuk menyadari bahwa kita adalah teadan bagi murid untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila. Kita juga seyogyanya selalu mengacu pada kopetensi guru dalam pengambilan keputusan

Pada sesi coacing  pendampingan yang diberikan pendamping dan fasilitator tentunya sangat membantu saya sebagai pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan. Saat sesi coacing seorang  yang guru berperan sebagai coacee tentu dapat mengeksplori dirinya untuk mencari  solusi dan mengembangkan  potensi yang dimilikinya secara optimal. Tentunya hal ini akan berdampak positif pada car akita dan keputuan yang kita ambil agar berpihak pada siswa dengan mengoptimalkan potensi yang ada dalam diri peserta didik. Coacing membekali seorang guru menjadi pembelajar dan menjadi coach bagi diri dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi untuk solusi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik

Pembambahasan study kasus yang berfokus pada moral dam etika sebelum mengetahui 4 paradigma dilemma etika, 3 prinsip resolusi pengambilan keputusan dan Sembilan Langkah pengambilan keputusan pembahasna kasus lebih ditekan kan pada nilai-nilai yang dianut oleh pendidik dengan pertimbangan dengan kondisi, situasi lingkungan dan pembahasan pada inutuisi yang dianut.Pengambilan keputusan yang tepat antara lain:

Empat paradigama etika yang terdiri dari:

1.    1. Individu lawan masyarakat

2.   2. Keadila lawan rasa kasihan

3.  3. Kebenaran lawan kesetiaan

4.  4. Jangka pendek lawan jangka panjang

Tiga prinsip resolusi yaitu :

1.      1. Berpikit berbasis hasil akhir

2.     2.  Berpikir berbasis peraturan

3.     3.  Berpikir berbasis rasa peduli

Sembilan langakah pengambilan keputusan yang terdiri dari:

1.      1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan

2.     2.  Menetukan siapa yang terlibat

3.     3.  Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan

4.    4.  Pengijian benar atau salah yang terdiri dari

a.       Uji legal

b.      Uji regulasi

c.       Uji intuisi

d.      Uji halaman depan koran

e.       Uji panutan /idola

5.    5.  Pengujian paradigma benar lawan benar

6.    6.  Melakukan prinsip resolusi

7.     7. Investigasi opsi  trilemabuat

8.    8.  Buat keputusan

9.    9.  Lihat lagi keputusandan refleksikan

Kesulitan-kesulitan dilingkunan  dalam mengambil dan menjalankan keputusan terhadap kasus-kasus dilemma etika antara lain nilai dan budaya masyarakat dilingkungan yang kurang mendukung, paradigma berpikir dan skala prioritas karena dalam dilema etika semua adalah benar. Ini kembali pada perubahan paradigma yang ada di lingkungan, tanpa adanya sebuah perubahan paradigma kemungkinan dalam pemgambilam keputusan yang ideal sesuai dengan dilema etika akan menjadi sulit karena masih dipengaruhi oleh bujukan moral.

Pengambilan keputusan yang tepat tentunya akan berdampak besar pada terciptanya lingkungan  belajar yang positif, kondusif  dan nyaman untuk siswa dapat berkembang secara maksimal. Hal ini akan berpengruh pada yerciptanya lingkungan  yang  merdeka belajar. Dimana dalam merdeka belajar diharapkan  siswa dapat memilah dan memilih hal yang baik dalam meningkatkan bakat dan potensi yang ada dalam dirinya untuk menjadi pribadi yang yang memiliki kecerdasan intelektual dan karakter yang baik sehinga tercipta generasi yang memiliki profil pelajar Pancasila.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Keputusan yang diambil oleh seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran akan berpengaruh pada kehidupan dan masa depan muridnya. Seorang guru dikelas mengajarkan seorang murid untuk berhitung memang hebat, tapi dimana seorang guru mengajarkan mengerti apa yang berharga  adalah yang terbaik. Mengajar  berhitung memang membutuhkan waktu tapi mengajarkan untuk mengerti apa yang berharga membutuhkan sebuag contoh keteladanan dari seorang guru proses dan pembiasaan yang lama dan akan menjadi budaya.

Apa lagi  saat ini kita menyongsong pendidikan abad 21 kita diharapkan bisa membangun generasi muda menjadi pribadi yang siap menghadapi tantangan di era globalisasi ini. Saat ini teknologi perkembangan berkembang sangat pesat dimana dikatakan bahwa robot dapat menganti lebih dari 900 juta jenis pekerjaan pada tahun 2030 dan forum perekomonian dunia menyarankan untuk melakukan revokusi ketrampilan untuk dapat membuka peluang baru.Bagaimana kita sebagai guru harus bisa memutuskan untuk merubah cara pembelajaran untuk mempersiapkan siswa kita dan membantu mereka untuk mebnagun masa depannya yang lebih baik.

Kesimpulanyang dapat saya Tarik dari pembelajaran modul ini terkait materi pada modul sebelumnya, Guru sebagai pengambil keputusan memiliki peran yang sentral dalam mendidik siswa terutama dari budi pekerti dalam menumbuhkan karakter, budaya positif yang bertumbuh disekolah, kopetensi social emosional yang matanga akan mendukung guru dalam mengambil keputusan disekolah. Ditambah dengan penerapan pengintegrasian pembelajaran berdiferensiasi membuat guru bisa mengoptimalkan perkembangan kemampuan siswa melalui proses coacing yang tepat.

Dalam proses mengambil keputusan yang bertangung jawab, diperlukan kesadaran diri, pengolahan diri, kesadaran sosial, dan ketrampilan berhubungan sosial. Dalam proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara penuh, sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada

            Sebuah buku karangan William butler mengatakan “ pendidikan tidak seperti menuang air pada ember, tetapi  bangaimana memantik sebuah nyala”. Diharapkan Pendidikan yang kita berikan pada anak-anak kedepanya mampu menyalakan pelita-pelita dalam diri siswa agar mereka bisa menjadi pelita yang menerangi setiap sudut dalam kegelapan. Tentunya dengan sebuah perubahan paradigma mengajar yang dirangkum dalam pendidikan merdeka melajar.

Senin, 22 Maret 2021

Koneksi Antar Materi Coaching

 

Koneksi Antar Materi

CGP_Denpasar_ Kadek Yuliantari

Coaching

Coacing merupakan bentuk kemitraan Bersama klien(coacee) yang bertujuan untuk memaksimalkan potensi pribadi dan fropesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif. Ada empat komponen dasar seorang coace antara lain:

1.       Ketrampilan membangun dasar proses coacing

2.       Ketrampilan membangun hubungan baik

3.       Ketrampilan berkomunikasi

4.       Kertampilam memfasilitasi pembelajaran

Empat  ketrampilam dasar seorang coace ini yang seharusnya dapat dimiliki oleh guru ketika memerankan diri sebagai coace untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Selain itu seorang coach juga harus memiliki prinsip komunikasi yang baik, karena ada empat dasar utama yang mendasari prinsif komunikasi antara lain: Hubungan saling mempercayai, Mengunakan data yang benar, Bertujuan menuntun para pihak untuk mengoptimalkan potensinya dan merencanakan tindak lanjut atau aksi yang akan dilakukan. Dalam kegiatan coaching seorang coach juga harus memperhatikan empat aspek komunikasi untuk coacing antara lain:

1.       Komunikasi Asertif

Dalam coacing sebagai seorang coace kita akan mengendaki adanya hasil yang dicapai dan ada kalanya coacee kita merasa tidak suka atau merasa ragu bahkan tertekan dengan komunikasi yang hendak dibangun. Pemahaman asertif perlu dibangun agar timbul rasa percaya dan aman

2.       Pendengar Aktif

Berilah perhatian penuh pada lawan bicara kita dalam menyampaikan pesan. Dengarkan dengan baik coachee saat berbicara dan tidak memotong pembicaraan  coachee

3.       Bertanya Efektif

Hindari pertanyaan yang dapat menghambat keberhasilan coachee dalam proses coaching.

Pertanyaan yang mengarahkan sehingga siswa kita mampu menjawab sesuai yang diharapkan

4.       Umpan Balik Positif

Coaching bertujuan untuk membangunpotensi yang ada pada coachee dan menginspirasi mereka untuk berpikir kritis

Coacing model TIRTA dibangun dengan semangat merdeka belajar yang dapat menuntun guru untuk memiliki ketrampilan coaching. Hal ini sangat penting mengingat tujuan coaching yaitu untuk membangkitkan potensi yang ada dalam diri siswa agar mereka dapat berpikir kritis dan menjadi lebih merdeka. Melalui coacing model TIRTA diharapkan seorang guru dapat melakukan praktek coaching dalam komunitas sekolah dengan mudah.

TIRTA

T = Tujuan Utama

I = Identifikasi

R = Rencana Aksi

TA = TAngung jawab

 

Tujuan Utama

Dalam tujuan utama, beberapa hal yangdapat dilakukan coach rancang dan dapat ditanyakan pada coachee adalah:

a.       Apa rencana pertemuan?

b.       Apa tujuannya?

c.       Apa tujuan dari pertemuan ini?

d.       Apa tujuan akhir yang ingin dicapai?

e.       Apa ukuran keberhasilan pertemuan ini?

Identifikasi

Dalam kegiatan identifikasi disini kita menggali apa yang dialami coahee dan apa potensi yang dimiliki coachee. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan pada coachee antara lain:

a.       Kesempatan apa yang kamu miliki sekarang?

b.       Dari skala 1-10, dimanakah posisi kamu sekarang dalam mencapai tujuan kamu?

c.       Apa kekuatan kamu dalam mencapai tujuan?

d.       Peluang/kemungkinan apa yang bias kamu ambil?

e.       Apa hambatan dan ganguna yang dapat menghalangi kamu dalam merai tujuan?

f.        Apa solusinya?

Rancangan Aksi

Dalam kegiatan rancangan aksi ini berkaitan apa tindakan yang dapat diambil seorang cochee untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi agar coachee bias berpikir kritis dalam menghadapi permasalahan yang dialami. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan pada coachee antara lain:

a.       Apa rencanamu dalam mencapai tujuan?

b.       Adalah proiritas?

c.       Ada strategi untuk itu?

d.       Bagaimana jangka waktunya?

e.       Apa yang menjadi ukuran keberhasilan rencana aksi nyata

f.        Bagaimana cara kamu mengantisipasi ganging?

 

Tangung Jawab

Kegiatan untuk tangung jawab seorang coache merupakan tahap akhir untuk membuat, kesimpulan dari sesi soaching. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan pada coachee antara lain:

a.       Apa komitnen kamu terhadap rencana aksi?

b.       Siapa yang dapat dilibatkan membantu kamu dalam menjaga komitmen?

c.       Bagaimana tindak lanjut dari sesi coach?

 

Keterkaitan Coace  dengan pembelajaan berdiferensiasi

Meniliki tujuan yang sama umtuk membangkitkan potensi dalam diri agar dapat berpikir lebih kritis dan menciptakan lingkungan yang merdeka belajar sesuai dengan profil belajar, minat, bakat dan kesiapan belajar dengan mengali potensi yang ada dalam diri siswa. Melalui model TIRTA, guru diharapkan dapat melakukan praktek coaching dalam mengali dan membangkitkan potensi yang ada dalam diri komunitas sekolah untuk membangkitkan cara berpikir kritis yang ada didalam diri untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami.

Keterkaitan coaching dengan pembelajaran ketrampilan social emosional

Coaching sangat berkaitan dengan social emosional karena paa saat coaching seorang coach dituntut untuk memiliki  5 kopetensi dasar ketrampilan social emosional yaitu: kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran social, ketrampilan social, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab untuk membimbing dan mengarahkan coachee dalam mengali potensi dalam diri dengan kegiatan rutin yang terintegrasi pada mata pelajaran dan protocol.

Coacing merupakan sebuah kegiatan komunikasi yang bertujuan membantu para coachee dalam mengembangakn potensi yang dimilikinya untuk mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi agar hidunya menyadi lebih efektif. Kemampuan berkomunikasi menjadi kunci dari proses coaching  karena pendekatan dan Teknik yang dilakukan dalam coaching merupakan proses untuk mendorong seorang cochee dalam menemukan jawaban dari dalam dirinya terhadap apa yang menjadi permasalahannya. Cara coacing ini sangat penting bagi seorang guru untuk membangkitkan keyakinan  pada diri seseorang untuk dapat memecahkan setiap permasalahan yang terjadi dan melatih diri untuk berpikir kritis dalam menghadapi setiap tantangan yang ada.

Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran berdiferensiasi, ketrampilan sosial emosional dengan coaching model TIRTA sangatlah penting untuk dikuasai dan diterapkan oleh seorang guru dalam memdidik siswa dan ketiganya memiliki kaitan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan dalam mewujudkan pendidikan yang berpihak pada siswa dan membela hak siswa untuk mendapatkan pendidikan yang merdeka belajar, agar dapat tercipta siswa yang memiliki profil pelajar Pancasila.

 

 

Sabtu, 06 Maret 2021

Koneksi Antar Materi 2.2.a.9 - Pembelajaran Sosial dan Emosional

Koneksi Antar Materi 2.2.a.9

CGP_Denpasar_ Kadek Yuliantari

Pembelajaran sosial emosional



        Mengapa pembelajaran sosial emosional sangat penting? Jika kita kembali lihat kebelakang sistem pendidikan kita di Indonesia setelah merdeka tidak mengalami banyak perubahan bisa dikatakan masih jalan ditempat, guru hanya mengajar siswa hanya mengisi otak siswa dengan pembelajaran berupa hapalan untuk mengejar nilai bagus. Sekolah mentarget nilai ujian sekolah yang tinggi dengan mengunakan berbagai cara yang untuk sebuah gengsi. Bisa kita lihat apa yang terjadi dengan generasi muda kita sangat mudah untuk terasut dengan pergaulan yang kurang baik, ikut-ikutan tawuran, ikut dalam aksi demo dan melakukan pengerukakan, meningkatnya kehamilan pada usia remaja. Mengapa ini bisa terjadi? Ini terjadi karena kurangnya pemahaman kita sebagai guru dan orang tua akan pentingnya pendidikan sosial emosional yang harus kita tanamkan pada anak kita sejak dini.

        Pembelajaran sosial emosional adalah proses pembelajaran untuk belajar mengelola emosi, peduli dengan sesama, mengenali emosi yang dialami, membuat sebuah keputusan yang baik, berprilaku yang baik dan bertanggung jawab, serta mengembangkan prilaku yang positif. Pembelajaran  sosial emosional memiliki peranan yang sangatlah penting dalam membentuk karakter seseorang. Pembelajaran sosial emosional sangat penting untuk diterapkan oleh seorang guru dalam mendidik siswa karena guru yang harus memiliki kesadaran penuh untuk bisa memahami dirinya, mengatur emosi, memiliki rasa empati, memiliki kemampuan berinteraksi sosial dan berani mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Pembelajaran sosial emosional juga memiliki fungsi untuk mengajarkan anak-anak ketrampilan-ketrampilan yang dibutuhkan anak untuk menjadi pribadi atau individu yang sadar akan dirinya sendiri dan sadar terhadap lingkungan sosial disekitarnya dan mampu melatih siswa mampu membuat keputusan yang kopeten dan bertangung jawab.

Lima komponen pembelajaran sosial emosional antara lain

1.      1. Kesadaran Diri (Pengenalan Emosi)

 


 


 




2.      2.  Pengelolaan Diri (Pengolahan  Emosi dan Fokus)

3.      3. Kesadaran Sosial (Empati)

4.     4. Ketrampilan Sosial (Resiliensi)


5.     5.  Pengambilan Keputusan  yang bertangung Jawab

        Hubungan pembelajaran sosial emosional dengaan pembelajaran sebelunya, dimana pembelajaran sosial emosional puncak atau hasil yang diharapkan dalam pembelajaran sosial emosional ini yaitu wellbeing yaitu konmdisi nyaman , sehat dan kebahagian. Sedangkan Kihajar Dewantara menyatakan bahwa maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat”. Jadi bisa dikatakan keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mencapai kebahagiaan agar tercipta generasi yang berkarakter dan menjadi manusia yang seutuhnya (Human Excellent) yang mana kesadaran penuh yang  menjadi dasar atau sebuah tuntunan untuk membangun diri. Sebagai manusia kita beralar untuk mengenal emosi dan megelola emosi, memiliki kesadaran sosial (empati) didalam lingkungan masyarakat , bisa mengelola dan menyelesaikian permasalahan yang dihadapi, berani mengambil keputusan yang bertangung jawab dalam kehidupan dan siap menghadapi tantangan dimasa mendatang.

Pendidikan harus seimbang antara pengetahuan dan spiritual yang dimiliki siswa bagaikan burung yang dapat terbang hanya dengan kedua sayapnya. Begitu juga dalam dunia pendidikan saat ini kita bagaikan membangun sebuah rumah yang mana dasarnya adalah sebuah tuntunan berkedasaran penuh yang harus kokoh, jendela, pintu, tembok, pentilasi, kunci adalah lima komponen pembelajaran sosial emosional dan kodrat anak. Atapnya adalah wellbeing, keselamatan dan kebahagiaan. Demikian juga dengan guru harus memiliki pondasi yang kokoh dengan berkesadaran penuh, dengan menerapkan lima komponen sosial emosional agar siap melakukan pelayanan terhadap siswa secara maksimal dan mendidik generasi bangsa lebih baik lagi sebagai persembahan terhadap bangsa Indonesia.


Minggu, 14 Februari 2021

Koneksi Antar Materi 2.1.a.9 Pembelajaran Deferensiasi

 

Koneksi Antar Materi 2.1.a.9

CGP_Denpasar_ Kadek Yuliantari


Pada modul 2.1 materi pembelajaran deferensiasi ini merupakan sebuah pembelajaran yang sangat relevan bagi saya sebagai seorang guru untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran merdeka belajar. Pembelajaran deferensiasi merupakan suatu pendekatan pembelajaran berorientasi pada  kebutuhan siswa dan berpusat pada siswa. Dalam merancang pembelajaran diferensiasi seorang guru harus memperhatikan tujuan pembelajarannya sehingga dapat merancang pembelajaran dengan menyesuaikan pada perbedaan individu anak seperti dengan memahami kesiapan belajar , minat murid dan profil  belajar siswa.

Penerapan deferensiasi didalam kelas diharapkan bisa dapat menciptakan lingkungan belajar yang dapat mendukung perkembangan siswa secara maksimal. Pembelajaran deferensiasi  memiliki tantangan untuk  mengajak siswa agar bekerja keras  untuk memcapai tujuan belajar yang tinggi dan siswa juga merasa aman dan nyaman dalam perkembangannya sehingga setiap siswa merasa selalu mendapat dukungan dalam sepanjang proses pembelajaran yang berlangsung. Penerapan deferensiasi ini diawali dengan menetapkan tujuan pembelajaran, memetakan kebutuhan siswa berdasarkan minat, profil belajar, dan kesiapan siswa dalam belaja, dilanjutkan dengan menentukan strategi dan alat penilaina yang akan digunakan, serta menentukan langkah-langkah pembelajaran dengan berbagai strategi deferensiasi konten, deferensiasi proses maupun deferensiasi produk.

Pembelajaran deferensiasi dapat memenuhi kebutuhan siswa dan membantu siswa mencapai hasil belajar secara optimal karena pembelajaran deferensiasi ini merupakan pembelajaran yang berpihak pada siswa dengan memperhatikan kebutuhan setiap siswa dan memberikan kesempatan pada siswa untuk memilih cara belajarnya sesuai dengan minat yang mereka miliki. Pembelajaran deferensiasi ini memiliki karakteristik antara lain adanya saling menghargai di dalam kelas, siswa merasa aman, adanya harapan untuk tumbuh, adanya kolaborasi antara guru dengan siswa dan lingkungan belajar yang menyenangkan dan kreatif. Seorang guru haruslah sadar bahwa, setiap anak adalah unik dan memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak yang lainnya. Pembelajaran yang dilakukan seharusnya bisa mengakomodasi dari semua perbedaan ini, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu. Keberagaman dari setiap individu murid harus selalu diperhatikan, karena setiap peserta didik tumbuh di lingkungan dan budaya yang berbeda. Pada pembelajaran deferensiasi berarti mencampurkan semua perbedaan untuk mendapatkan suatu informasi, membuat ide dan mengekspresikan apa yang mereka pelajari. Dengan kata lain bahwa pembelajaran deferensiasi adalah menciptakan suatu kelas yang beragam dengan memberikan kesempatan dalam meraih konten, memproses suatu ide dan meningkatkan hasil setiap murid, sehingga murid-murid akan bisa lebih belajar dengan efektif.

Keterkaitan dengan pembelajatran deferensiasi dengan modul pembelajaran sebelumnya adalah membangun siswa yang memiliki karakter budaya pancasila melalui budaya positif dalam ekosistem sekolah untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap siswa tumbuh sesuai dengan kodrat. Guru sebagai pendidik hanya menuntun anak sesuai dengan kodratnya dan menciptakan pembelajaran yang  berpihak pada siswa melalui pembelajaran deferensiasi.


Minggu, 07 Februari 2021

Refleksi Pembelajaran Diferensiasi

 

Pembelajaran Berdiferensiasi

Refleksi Terbimbing 2.1.a6 Kadek Yuliantari

  1.  Dari materi ini yang sudah dapat saya pelajari untuk menjadi solusi bagi permasalahan terkait dengan pembelajaran didalam kelas adalah penerapan teknik pembelajaran diferensiasi merupakan pembelajaran yang mengcover kebutuhan siswa dengan memperhatikan perbedaan individu anak seperti menyesuaikan dengan kesiapan belajar , minat murid dan profil  belajar siswa dengan berbagai strategi seperti deferensisi konten, deferensisi proses dan deferensisi produk.
  2. Menurut saya hal yang paling sulit diterapkan dalam pembelajaran deferensiasi adalah  deferensiasi proses. Karena masih sulit saya terapkan selama PJJ terutama untuk observasi proses pembelajaran secara langsung  terutama dalam proses berjenjang yang memerlukan waktu dan tenaga ekstra bagi guru.
  3. Jika saya menerapka n hal yang sulit tersebut, dukungan yang saya perlukan adalah kesiapan dari pihak orang tua dan wali  siswa untuk bekerjasama mendampingi siswa dalam proses pembelajaran agar dapat dicapai secata optimal sesuai dengan kebutuhan siswa. Akses dukungan tersebut dapat saya lakukan dengan membangun komunikasi yang baik dengan orang tua siswa.
  4. Jika saya menghadapi situasi dimana kebutuhan belajar siswa tidak dapat diakomodasi oleh pembelajaran diferensiasi , maka saya akan memberanikan diri untuk memodifikasi pembelajaran yang saya lakukan meskipun tidak umum atau tidak sesuai dengan sistem yang ada. Kebutuhan dari setiap siswa mesti kita penuhi untuk memaksimalkan perkembangan peserta didik. Modifikasi yang dilakukan saya akan usahakan untuk tidak berbenturan dengan yang ada tapi melakukan sebuah kolaborasi dan melakukan koordinasi dengan kepala sekolah sebagai penanggung jawab dan pimpinan yang harus tau dengan apa yang kita lakukan untuk memaksimalkan pembelajaran. Pengalaman sebelum saya mengenal pembelajaran diferensiasi saya pernah mengambil resiko untuk menerapkan pembelajaran steam dalam kelas, saat itu memang menjadi tantangan untuk saya mengambil resiko saat awal menjadi sibuk  dalam mempersiapkan pembelajaran, melakukan komunikasi dengan orang tua berkaitan dengan bahan pembelajaran dan ini memerlukan tenaga ekstra tapi ketika melihat anak-anak sangat menikmati pembelajaran dan selalu meminta tantangan baru membuat saya menjadi bahagia dan semangat untuk selalu melakukan perubahan menjadi semakin baik.

Refleksi Lanjutan

  1.       .   Saya dapat melakukan pembelajaran diferensiasi secara efektif dengan memahami kebutuhan siswa agar bisa membuat perencanaan pembelajaran dengan langkah-langkah yang tepat dan tujuan pembelajaran yang jelas untuk dicapai siswa.
  2.           Pendekatan yang seharusnya saya ubahsuaikan adalah pendekatan pembelajaran berdiferensiasi proses
  3.       Saya tetap bersikap positif walaupun banyak tantangan yang akan saya hadapi dalam penerapan pembelajaran diferensiasi, karena yang menjadi pemikiran saya saat ini adalah bagaimana cara mempersiapkan pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan siswa dan membela hak siswa untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan mereka sehingga siswa dapat berkembang secara maksimal. Sebagai seorang  guru kita harus bisa membesarkan wadah anak-anak untuk belajar dan seorang guru harus  siap dengan sebuah perubahan untuk kemajuan peserta didiknya.

Kamis, 03 Desember 2020

Meningkatkan Keterlibatan Siswa Secara Aktif Dalam Menentukan Proses Belajar "PGP-1-Denpasar-Kadek Yuliantari, S. Pd- 1.3- Aksi Nyata"

 

Meningkatkan Keterlibatan Siswa Secara Aktif Dalam Menentukan Proses Belajar di Kelas  VA SD Sathya Sai

Tahun Pelajaran 2020/2021

                                                              Kadek Yuliantari

CGP Angkatan 1 Kota Denpasar

1.      Latar Belakang  

Merdeka belajar lebih menitik beratkan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa. Keterlibatan siswa merupakan salah satu cara untuk meningkatkan peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar. Untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar dapat dilakukan secara individu maupun didalam kelompok. Dengan partisipasi aktif dari siswa dalam menentukan proses pembelajaran yang dilakukan akan sangat berpengaruh pada proses perkembangan berpikir, emosi dan social. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran juga dapat membuat siswa lebih aktif dan belajar untuk mengambil keputusan. Dengan gerakan merdeka belajar diharpakan dapat membentuk siswa yang memiliki profil pelajar Pancasila agar tercipta generasi yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Mandiri, Bernalar kritis, Kreatif, Bergotong royong dan Berkebinekaan global. Merdeka belajar juga  bisa melibatkan  siswa untuk berperan serta dalam menentukan proses pembelajaran yang akan dilakukan di kelas untuk membangkitkan kemampuan siswa bisa bernalar kritis untuk menentukan pembelajaran yang mereka akan lakukan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan siswa. Konsep merdeka belajar diharapkan dapat mendorong terciptanya suasana belajar yang menyenagkan dan berpusat pada siswa.

Keterlibatan siswa hanya bisa dimungkinkan jika siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi atau terlibat dalam proses pembelajaran. Tetapi kenyataannya yang terjadi saat ini proses belajar dikelas hanya guru saja yang menentukan apa yang akan dipelajari oleh siswa didalam kelas tanpa mengetahui apa yang siswa ingin pelajari. Disini siswa hanya menerima dan mengerjakan apa yang diberikan oleh guru. Dalam proses belajar mengajar sebelumnya juga, para murid diharuskan tunduk dan patuh pada peraturan dan prosedur yang kaku yang justru membatasi keterampilan berfikir kreatif. Dalam belajar, anak-anak lebih banyak disuruh menghapal ketimbang mengeksplorasi, bertanya atau bereksperimen.

Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda karena setiap anak yang dilahirkan keduania ini unik. Jadi pembelajaran yang dilakukan haruslah sesuai dengan kebutuhan siswa dan apa yang mereka minati. Untuk menciptakan suasana merdeka dalam belajar diperlukan sebuah perubahan dari  cara lama dimana guru yang menentukan proses pembelajaran yang diberikan pada siswa, dengan cara baru yaitu guru melakukan diskusi dengan siswa untuk menentukan peroses pembelajaran yang ingin mereka lakukan sesuai dengan minat anak-anak. Memang diperlukan kesabaran dan stimulai yang efektif untuk membangkitkan agar anak mampu untuk mengungkapkan pendapat dalam mengali potensi yang mereka miliki. Karena  bakat anak bisa tumbuh ketika anak sudah memiliki minat dan mau berlatih untuk mengasah keterampilannya. Dalam mengawali proses belajar, pendidik juga perlu memiliki kemampuan mendengar yang baik. Tidak hanya sekedar mentransfer pengetahuan dan mendikte anak-anak atas kehendak pendidik

 

2.      Dekskripsi Aksi Nyata

            Faktor penting dalam proses belajar mengajar adalah guru. Guru berperan aktif menciptakan kelas yang komunikatif, dan sebagai fasilitator untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenagkan untuk siswa. Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dikelas diharapkan dapat membangkitkan motivasi dari siswa agar dapat belajar sesuai dengan bakat dan minatnya sehingga belajar menjadi lebih menyenangkan dan bermakna bagi siswa.

            Melihat kondisi siswa yang kurang aktif baik dalam sesi diskusi dan menaggapi pertanyaan guru, menjadi sebuah tantangan bagi guru untuk memahami kondisi dari siswa dan mencari solusi untuk bisa menstimulasi siswa dalam mengungkapkan pendapat dengan berani dan percaya diri. Dengan kondisi ini membuat siswa menjadi kurang trampil dalam mengungkapkan pendapat sangat berpengaruh pada ketrampilan siswa saat melakukan presentasi dan menceritakan hasil pembelajarannya. Komunikasi adalah hal yang sangat penting, apalagi program merdeka belajar dimana pembelajaran berpusat pada siswa untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki secara maksimal sesuai dengan bakat dan minat

Agar tujuan pendidikan dapat dicapai  dengan baik maka dibutuhkan kolaborasi antara berbagai pihak. Salah satu bentuk kolaborasi tersebut adalah kerjasama antara seluruh komponen guru, kepala sekolah, lingkungan, siswa dan orang tua siswa agar dapat menyiapkan pembelakaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Kolaborasi tersebut diharapkan mampu menjadi sebuah dukungan dalam mewujudkan tindakan untuk aksi nyata yang akan dilakukan. Adalah berkoordinasi dengan kepala sekolah untuk agar mengetahui rancangan pembelajaran yang akan dilakukan, melakukan diskusi gabungan dengan guru-guru untuk menentukan langkah meningkatkan ketelibatan siswa secara aktif untuk menentukan proses belajar dikelas, berkoordinasi dengan orang tua untuk mendukung kegiatan yang akan diadakan, melakukan diskusi dengan siswa tentang pembelajaran yang diharapkan dan mereka ingin kerjakan/lakukan dan melaksankanan kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan kesepakatan dengan anak-anak

            Dengan melibatkan siswa lebih banyak untuk berperan secara aktif dalam menentukan proses belajar dikelas menjadi tantangan baru buat siswa untuk memilih pembelajaran yang diharapkan didalam kelas. Pada awal kegiatan guru dan siswa melakukan pertemuan untuk membuat kesepakatan dalam kegiatan pembelajara yang akan dilakukan selama satu tema. Sebagai guru disini saya bersama-sama dengan siswa melakukan diskusi kecil untuk menentukan pembelajaran yang ingin mereka lakukan selama tiga minggu kedepan dengan menjabarkan tema yang ada dan kopetensi yang diharapkan untuk dicapai. Setelah itu siswa akan menentukan apa saja yang akan dan ingin mereka pelajari selama tiga minggu kedepan. Guru memberikan berapa stimulus untuk anak-anak mengeluarkan ide yang ada dalam diri siswa, Ide-ide mereka pun mulai muncul dan mereka mengungkapkan ide-ide yang kreatif. Ide-ide yang mereka ungkapkan dicatat oleh guru sebagai bahan untuk kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan siswa selama tiga minggu kedepan dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kesepakatan bersama.

            Setelah melakukan praktek ditingkat kelas dilanjutkan untuk berbagi hal positif dengan guru-guru di sekolah untuk menyatukan visi mencapai merdeka belajar dan pembelajaran yang berpusat pada siswa yang diawali dengan mengali hal positif yang guru miliki dilanjutkan dengan membuat kegiatan untuk melibatkan siswa secara aktif dalam menentukan proses belajar dikelas. Guru mencoba mengungkapkan apa yang akan dilakukan untuk melibatkan siswa dalam merancang pembelajaran yang akan dibuat. Setelah selesai pertemuan seluruh guru kelas mencoba untuk melakukan praktek baik dengan mengundang siswa melalui media zoom untuk menentukan kegiatan pembelajaran yang akan disepakati bersama sebagai langkah awal untuk menciptakan merdeka belajar.

3.      Hasil Aksi Nyata

Kegiatan pembelajaran yang telah disepakati dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah dirancang bersama-sama. Pada awal kegiatan proses pelibatan siswa dalam menentukan proses belajar dikelas siswa merasa cangung dan masih malu-malu mengungkapkan pendapat mereka karena belum terbisa. Tapi sekarang anak-anak sudah merasa lebih berani dan lebih percaya diri dalam mengungkapkan ide-ide yang mereka miliki. Walaupun belum mencapai 100% tertapi setidaknya sudah mulai muncul rasa percaya diri, semangat dalam mengikuti pembelajaran.  dan sudah berani belajar untuk mengambil keputusan sendiri.

 

4.      Pembelajaran yang didapatkan

Dalam pembelajaran terkadang ada keberhasilan dan kegagalan yang terpenting sebenarnya adalah proses bukan hasil akhir. Dalam keberhasilan yang terjadi merupakan sebuah respon positif yang patut di lakukan secara berkelanjutan dalam mendukung hal-hal positif untuk perkembangan siswa secara maksimal. Dalam sebuah keberhasilan ini tidak terlepas dari rasa ingin tau dan pikiran kritis dari dalam diri mereka. Kegagalan yang terjadi tidak semata-mata karena anak-anak atau guru yang tidak berhasil tetapi diperlu sebuah proses yang lebih untuk membangkitkan semangat dalam diri siswa dan stimulus yang tepat untuk menemukan potensi dalam diri. Memberikan kesempatan siswa untuk berperan aktif dalam menentukan proses belajar dikelas sangatlah penting untuk meningkatkan rasa percaya diri dan membangiktkan pemikiran yang kreatif dan ktiris dalam diri mereka.

Rancangan Perbaikan

Dalam sebuah pelaksanaan pembelajaran tentu  ada sebuah evaluasi yang harus dilakukan dalam merancang pembelajaran untuk melakukan sebuah perbaikan dalam kegiatan pembelajaran yang akan dirancang. Perbaikan yang saya lakukan berikutnya untuk meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam menentukan proses belajar dikelas dengan meningkatkan pemberian stimulasi kepada kepada siswa untuk memancing ide-ide kreatif dalam diri siswa sehingga siswa bisa menunjukan rasa percaya diri dengan ide-ide yang dimiliki.


1.     Dokumentasi


Kegiatan membuat kesepakatan rancangan kegiatan pembelajaran


Kegiatan Presentasi Hasil karya dari kegiatan pembelajaran yang disepakati


Kegiatan Berbagi tentang merdeka belajar dari teman sejawat
l


Vidio kegiatan berbagi bersama guru-guru







Vidio Hasil Karya Siswa









  Apa Itu Kurikulum?      Kurikulum memiliki kaitan yang sangat erat dengan pembelajaran dan sangat penting kita sebagai pendidik memahami ...